Pada hari rabu minggu ini, saya diberi kabar oleh Mas Dimas bahwa telah terjadi musibah yang menimpa keluarga om saya di Wanatitra Paguyangan.
Sore itu, mendung menyelimuti panorama kawasan Brebes Selatan. Sesaat sebelum terjadinya kejadian tersebut, Om Suripto berangkat latihan Tens di Lapangan Kantor Kecamatan Bumiayu seperti biasa. Bu Lik Toipah sedang menyiapkan untuk masak nasi di Rice Cooker-nya, Johanik anak pertama mereka sedang nonton TV dan Tri anak kedua mereka sedang bermain pasir disamping rumah.
And Then, Trelep JeDhuuuuaarrrr! -> Petir + Guruh...
Petir menyambar atap rumah mereka, seperti terkena badai tsunami semua berantakan. Alat elektronik hancur, Johanik sedikit terluka pada lengannya terkena percikan alat elektronik yang meledak - entah itu apa.
Ternyata, setelah dikonfirmasi dengan pihak PLN mereka menyalahkan pihak Om saya karena kedapatan tidak memasang suatu komponen kelistrikan di rumah mereka. Padahal sekian lamanya Om tidak pernah menyentuh bagian kelistrikan yang vital, sejak mereka membangun rumah tersebut. Kemungkinan, hal tersebut adalah human error dari petugas yang melakukan instalasi kelistrikan di sana.
Selain itu, letak rumah om persis di samping Lapangan dan di depan rumah terdapat Trafo PLN. Petir yang mengincar trafo tersebut salah sasaran, menurut saya. Dan memasangan anti petirpun menjadi suatu kewajiban bagi rumah-rumah yang berada pada kawasan tanah lapang maupun dataran tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar