Alhamdulillah,
aku masih bisa melihat pagi...
mentari belum terlihat,
dan hawa dingin merasuk ke dalam kulitku.
belum terbangun mungkin,
namun aku paksakan untuk membuka mataku
bukan aku yang dulu,
harusku merajut sesuatu yang baru.
auraku melesat mengarungi trotoar yang belum terjamah,
melindungi kantuk yang belum mau pergi...
kain sarungku terlupa, masih terikat rapi sejak shubuh tadi
pecis, dan gerai tanpa beban rambutku melolong panjang,
"aaahhh, sudah pagi rupanya..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar