Senin, Oktober 19, 2009

Secarik Kertas Tergores Mimpi

Oleh-oleh dari Beny Damarhadi

sebutir peluh yang kerap ter-eja sebagai karya
tak mengalir deras di dahiku begitu saja
ada derap langkah yang penuh cita-cita
dalam cengkraman asa yang membakar jiwa

aku api untuk karyaku
aku air untuk hidupku
aku angin untuk sepoimu
aku tanah untuk hinggapmu

coretan alam adalah sejarah yang takkan hilang
goresan tinta selalu iringi sang penerang
lahir ke bumi dan hidup hingga kita menua
takkan ada yang luput, terlewati kisahnya

tapi maafkan aku, wahai kehidupan
tak selalu tinta emas tercoret dalam kitabmu
namun, perih ini terbius mimpi di lautan awan
semoga alam takkan lelah beriku ilmu

kejar! kejar mimpimu sampai di pelukan
selalu aku amini, sebab ia bawamu ke dalam perubahan
perubahan memang, tak selalu membawa perbaikan
namun perbaikan, selalu butuh sang perubahan

cinta melingkupi aura yang ikhlas terbuka tanpa benci
yang merakit mimpi dalam nyata sepanjang hari
kertasku, menunggu goresan brilian alam ini
aku yakin, Dia menungguku tuk melangkah pasti

Brebes, 19 Oktober 2009
:monolog hati atas mimpi-mimpi yang menggelayut di pepohonan memori

Tidak ada komentar: