Hari Senin tanggal 29 Mei kemarin, saya mendapatkan panggilan Ujian Psikotes di Bank BRI Kanwil Semarang tanggal 31 Mei (gila! h-2 surat baru nyampe, padahal di tanggal surat 22 Mei). Ujian tersebut adalah level ketiga dari ujian sebelumnya yaitu seleksi administrasi dan ujian aplikasi komputer perkantoran + wawancara yang telah dilaksanakan sebulan yang lalu di Bank BRI cabang Bumiayu.
Untuk mengikuti ujian tersebut, saya menggunakan kesempatan cuti bulanan (satu hari) dari kantor. Rencana, malam Rabu menginap di tempat kos kawan (Jl. Menoreh) yang kuliah di Undip. Saya berangkat dari Purwokerto hari Selasa, jam 16.30 setelah pulang kerja. Sebenarnya, dari terminal Purwokerto saya menggunakan Bus "Sumber Alam" jurusan Semarang via Purworejo, namun saya memutuskan untuk turun di pertigaan Sokaraja karena disinyalir nantinya aka dioper ke bus lain (Sumber Alam Sux!). Alhamdulillah, tidak berapa lama ada bus "Sumeh" jurusan Semarang via Wonosobo. Selama perjalanan, saya ngobrol dengan seorang kakek dengan cucu-nya yang akan pulang ke Parakan, Temanggung. Obrolan hangat, soal tembakau dari temanggung yang mensuplay sebagian besar perusahaan rokok di Indonesia. Beliau bercerita bahwa, tembakau temanggung memiliki kadar nikotin tertinggi dibanding dengan beberapa penghasil di daerah lain. Jadi ingat posting Priyadi soal hari tanpa tembakau sedunia :).
Cerita berlanjut, satu hal yang menyebalkan terjadi di Wonosobo sekitar pukul 19.30. Ternyata, bus "Sumeh" yang saya tumpangi akan pulang ke kandang di Parakan, Temanggung (Sumeh Sux! juga). Dan yang lebih menyedihkan, saya satu-satunya penumpang yang akan pergi ke Semarang - lost boy bener neeh ^_^. Alhasil, saya di-drop di Alun-alun Wonosobo dan harus menunggu bus selanjutnya yang akan ke Semarang (Sekitar jam 21.00).
Forget it, saya kelaparan dan memutuskan untuk membeli satu porsi Sate Ayam di alun-alun tersebut. Sambil ngobrol, saya cerita ke tukang sate kalau mau pergi ke Semarang. Setelah makan, saya pergi ke Masjid Al-Huda untuk sholat jamak Maghrib - Isya (dikasi tau kang sate - sekitar 100 meter ke arah utara dari alun-alun). Dalam sholat dan doa, saya memohon kepada Allah SWT untuk diberikan kesempatan melaksanakan ujian esok pagi. Yang lucu, di masjid tersebut ada ruang khusus buat takmir - menggema suara merdu penyanyi dangdut dari radio yang lumayan keras :p - kenapa bukan nasyid / murottal?.
Sepulang dari Masjid tersebut (jam 20.30), saya melihat ada sebuah taksi dan beberapa orang yang sedang nego (ternyata taksi Semarang - baru mengantar langganan dari Banjarnegara). Daripada kosong, supir tersebut mengajak penumpang yang akan ke Semarang (sudah ada satu orang). Oleh kang sate, saya dikasih saran untuk ikut di taksi tersebut). Ok, big deal - saya ikut tanpa tau ongkos-nya berapa, bareng siapa di taksi tersebut, tapi tetap percaya bahwa Allah SWT selalu memberi jalan yang terbaik. Oh my God, ternyata di malam yang menyebalkan itu ada bantuan transportasi - Ngerasain Toyota Vios - dan ternyata, ongkos taksi sudah dibayar oleh penumpang satunya yang ternyata orang POLDA Semarang. Ueenak tenan, nyampe Jatingaleh jam 22.30 terus telpon kawan untuk jemput (yang pasti kaget - harusnya saya sampai di Semarang jam 24.00). Sampai di kos, makan lagi :D, cuci muka dll, trus tidur. Thanks God, you give me a nice trip to Semarang - Rejeki emang gak kemana ...
Untuk mengikuti ujian tersebut, saya menggunakan kesempatan cuti bulanan (satu hari) dari kantor. Rencana, malam Rabu menginap di tempat kos kawan (Jl. Menoreh) yang kuliah di Undip. Saya berangkat dari Purwokerto hari Selasa, jam 16.30 setelah pulang kerja. Sebenarnya, dari terminal Purwokerto saya menggunakan Bus "Sumber Alam" jurusan Semarang via Purworejo, namun saya memutuskan untuk turun di pertigaan Sokaraja karena disinyalir nantinya aka dioper ke bus lain (Sumber Alam Sux!). Alhamdulillah, tidak berapa lama ada bus "Sumeh" jurusan Semarang via Wonosobo. Selama perjalanan, saya ngobrol dengan seorang kakek dengan cucu-nya yang akan pulang ke Parakan, Temanggung. Obrolan hangat, soal tembakau dari temanggung yang mensuplay sebagian besar perusahaan rokok di Indonesia. Beliau bercerita bahwa, tembakau temanggung memiliki kadar nikotin tertinggi dibanding dengan beberapa penghasil di daerah lain. Jadi ingat posting Priyadi soal hari tanpa tembakau sedunia :).
Cerita berlanjut, satu hal yang menyebalkan terjadi di Wonosobo sekitar pukul 19.30. Ternyata, bus "Sumeh" yang saya tumpangi akan pulang ke kandang di Parakan, Temanggung (Sumeh Sux! juga). Dan yang lebih menyedihkan, saya satu-satunya penumpang yang akan pergi ke Semarang - lost boy bener neeh ^_^. Alhasil, saya di-drop di Alun-alun Wonosobo dan harus menunggu bus selanjutnya yang akan ke Semarang (Sekitar jam 21.00).
Forget it, saya kelaparan dan memutuskan untuk membeli satu porsi Sate Ayam di alun-alun tersebut. Sambil ngobrol, saya cerita ke tukang sate kalau mau pergi ke Semarang. Setelah makan, saya pergi ke Masjid Al-Huda untuk sholat jamak Maghrib - Isya (dikasi tau kang sate - sekitar 100 meter ke arah utara dari alun-alun). Dalam sholat dan doa, saya memohon kepada Allah SWT untuk diberikan kesempatan melaksanakan ujian esok pagi. Yang lucu, di masjid tersebut ada ruang khusus buat takmir - menggema suara merdu penyanyi dangdut dari radio yang lumayan keras :p - kenapa bukan nasyid / murottal?.
Sepulang dari Masjid tersebut (jam 20.30), saya melihat ada sebuah taksi dan beberapa orang yang sedang nego (ternyata taksi Semarang - baru mengantar langganan dari Banjarnegara). Daripada kosong, supir tersebut mengajak penumpang yang akan ke Semarang (sudah ada satu orang). Oleh kang sate, saya dikasih saran untuk ikut di taksi tersebut). Ok, big deal - saya ikut tanpa tau ongkos-nya berapa, bareng siapa di taksi tersebut, tapi tetap percaya bahwa Allah SWT selalu memberi jalan yang terbaik. Oh my God, ternyata di malam yang menyebalkan itu ada bantuan transportasi - Ngerasain Toyota Vios - dan ternyata, ongkos taksi sudah dibayar oleh penumpang satunya yang ternyata orang POLDA Semarang. Ueenak tenan, nyampe Jatingaleh jam 22.30 terus telpon kawan untuk jemput (yang pasti kaget - harusnya saya sampai di Semarang jam 24.00). Sampai di kos, makan lagi :D, cuci muka dll, trus tidur. Thanks God, you give me a nice trip to Semarang - Rejeki emang gak kemana ...